Cerita
ini berkisah tentang tiga orang sahabat yang ada di perkampungan Magai,
Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron. Ketiganya memliki karakter
yang berbeda-beda namun saling melengkapi satu sama lain. Yang pertama
adalah tokoh utama dalam cerita ini, Ikal, seorang yang dikenal
penggemar berat kak Rhoma Irama yang selalu bekerja keras dan juga
seorang pelari kencang di SMA Bukan Main. Selanjutnya adalah Arai. Sang Simpai Keramat,
sebutan bagi orang Melayu yang sebatang kara. Arai adalah seorang yang
berhati suci seperti malaikat yang turun dari langit untuk menyadarkan
orang-orang Melayu. Pikirannya sunguh tak pernah diduga-duga, selalu
saja membuat orang merasa terkejut dan menjadi takjub. Yang takhir
adalah Jimbron. Ia juga sebatang kara, ditinggal mati oleh kedua orang
tuanya sejak masih kecil dan menyebabkan ia sering gagap saat terjadi
situasi yang menurut dia itu hal yang menggembirakan atau menyedihkan.
Satu-satunya yang ada di pikiran Jimbron adalah kuda, karena setiap hari
topik yang selalu ia bicarakan adalah kuda.
Pak
Balia, guru yang mengajar di SMA Bukan Main adalah penyemangat Ikal,
Arai dan Jimbron untuk bermimpi menjadi orang Melayu pertama yang
menginjakan Altar Suci almamater Sorbonne, Perancis. Setelah itu, mereka
akan mengelilingi Eropa sampai Afrika. Sejak saat itu pun mereka selalu
giat belajar dan bekerja untuk menabung yang mana akan dijadikan modal
untuk pergi ke Perancis. Mereka bekerja sampai larut malam demi mengejar
satu mimipi yang bagi orang-orang itu hanya sebatas mimpi jika yang
bermimpi adalah orang Melayu.
Pernah
suatu hari, Ikal merasa tidak sanggup mengejar mimpi yang selalu
digembor-gemborkan Arai itu. Ia merasa hanya akan jadi mimpi dan
akhirnya bernasib sama seperti pemuda-pemuda Belitong kebanyakan yaitu
menjadi buruh Timah. Sejak saat itulah ia menjadi malas belajar sehingga
prestasi rangkingnya turun drastis. Ia telah mengecewakan bapaknya,
Bapak Juara Satu Sedunia. Namun, bapaknya tetap sabar dan senang hati
mengambil rapor Ikal dan Arai meski ia tahu akan malu karena prestasi
anaknya. Ikal merasa berdosa besar telah mengecewakan bapaknya karena
bapaknya telahmati-matian membiayai sekolah Ikal dan Arai. Dan semangat
Ikalpun tumbuh kembali dan berhasil menempati rangking tiga di semester
berikutnya.
Setelah
lulus SMA, Ikal dan Arai merantau ke Jakarta untuk melanjutkan
pendidikan di UI (Universitas Indonesia). Jimbron tidak ikut karena ia
merasa mereka berdualah yang pantas dan sebagai gantinya ia memberikan
masing-masing celengen kuda kepada Ikal dan Arai yang sama isinya.
Sesampainya di PulauJawa, mereka tidak menemukan Ciputat (Jakarta) yang
telah direkomendasikan oleh Mualim, mereka malah terbawa ke Bogor dan
sekaligus menjadikan Bogor sebagai langkah awal mereka untuk melangkah
lebih jauh. Di sana, mereka bekerja sebagai tukang foto kopi untuk
membiayai hidup sehari-hari. Beberapa bulan kemudian, mereka telah capek
akan kehidupan metropolitan yang kejam. Untuk mendapat hidup yang
layak, Ikal akhirnya mengikuti tes dan pelatihan sebagai tukang sortir
di kantor pos selama sebulan. Sebulan kemudian, ia kembali ke kos dan
mendapati sebuah surat yang menjelaskan bahwa Arai pergi ke Kalimantan
namun tidak meninggalkan alamat.
Kuliah
dan menjadi pegawai di kantor pos selalu menjadi rutinitas Ikal dengan
setiap hari selalu merindukan sepupu jauhnya, Arai. Saat Ikal lulus IU
dengan predikat cumlaude pun
ia masih tidak menemukan tanda-tanda akan keberadaan Arai. Usaha
selanjutnya setelah ia lulus adalah mencari beasiswa ke Eropa untuk
melanjutkan mimpi yang telah dibangun bersama Arai dan Jimbron. Pada
saat selesai interview dalam usahanya mendapatkan beasiswa. Beruntung
Ikal dapat bertemu dengan Arai di tempat yang sama. Ia beranggapan, jika
mengenal Arai, ia akan tahu bahwa Arai akan ke tempat itu dengan tujuan
yang sama. Setelah mereka bertemu, beberapa hari kemudian mereka pulang
ke Belitong karena sesuai janjinya mereka akan pulang jika sudah mampu
lulus sarjana. Di sana mereka bertemu sahabat tercinta, Jimbron. Jimbron
akhrinya menikahi Laksmi, gadis pujaan hati Jimbron dan memiliki
seorang anak.
Ikal
dan Arai setiap hari selalu was-was menunggu surat dari tukang pos.
hari itu pun tiba. Mereka telah menerima surat pengumuman hasil tes
beasiswa yang mereka kejar dan hasilnya mereka sama-sama lulus dan yang
paling tak kalah menggembirakan adalah mereka sama-sama diterima di
Universitas yang sama, yaitu Universite de Paris , Sorbonne, Prancis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar