Jumat, 13 November 2015

analisis novel sang pemimpi karya andrea hirata

Cerita ini berkisah tentang tiga orang sahabat yang ada di perkampungan Magai, Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron. Ketiganya memliki karakter yang berbeda-beda namun saling melengkapi satu sama lain. Yang pertama adalah tokoh utama dalam cerita ini, Ikal, seorang yang dikenal penggemar berat kak Rhoma Irama yang selalu bekerja keras dan juga seorang pelari kencang di SMA Bukan Main. Selanjutnya adalah Arai. Sang Simpai Keramat, sebutan bagi orang Melayu yang sebatang kara. Arai adalah seorang yang berhati suci seperti malaikat yang turun dari langit untuk menyadarkan orang-orang Melayu. Pikirannya sunguh tak pernah diduga-duga, selalu saja membuat orang merasa terkejut dan menjadi takjub. Yang takhir adalah Jimbron. Ia juga sebatang kara, ditinggal mati oleh kedua orang tuanya sejak masih kecil dan menyebabkan ia sering gagap saat terjadi situasi yang menurut dia itu hal yang menggembirakan atau menyedihkan. Satu-satunya yang ada di pikiran Jimbron adalah kuda, karena setiap hari topik yang selalu ia bicarakan adalah kuda.
Pak Balia, guru yang mengajar di SMA Bukan Main adalah penyemangat Ikal, Arai dan Jimbron untuk bermimpi menjadi orang Melayu pertama yang menginjakan Altar Suci almamater Sorbonne, Perancis. Setelah itu, mereka akan mengelilingi Eropa sampai Afrika. Sejak saat itu pun mereka selalu giat belajar dan bekerja untuk menabung yang mana akan dijadikan modal untuk pergi ke Perancis. Mereka bekerja sampai larut malam demi mengejar satu mimipi yang bagi orang-orang itu hanya sebatas mimpi jika yang bermimpi adalah orang Melayu.
Pernah suatu hari, Ikal merasa tidak sanggup mengejar mimpi yang selalu digembor-gemborkan Arai itu. Ia merasa hanya akan jadi mimpi dan akhirnya bernasib sama seperti pemuda-pemuda Belitong kebanyakan yaitu menjadi buruh Timah. Sejak saat itulah ia menjadi malas belajar sehingga prestasi rangkingnya turun drastis. Ia telah mengecewakan bapaknya, Bapak Juara Satu Sedunia. Namun, bapaknya tetap sabar dan senang hati mengambil rapor Ikal dan Arai meski ia tahu akan malu karena prestasi anaknya. Ikal merasa berdosa besar telah mengecewakan bapaknya karena bapaknya telahmati-matian membiayai sekolah Ikal dan Arai. Dan semangat Ikalpun tumbuh kembali dan berhasil menempati rangking tiga di semester berikutnya.
Setelah lulus SMA, Ikal dan Arai merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di UI (Universitas Indonesia). Jimbron tidak ikut karena ia merasa mereka berdualah yang pantas dan sebagai gantinya ia memberikan masing-masing celengen kuda kepada Ikal dan Arai yang sama isinya. Sesampainya di PulauJawa, mereka tidak menemukan Ciputat (Jakarta) yang telah direkomendasikan oleh Mualim, mereka malah terbawa ke Bogor dan sekaligus menjadikan Bogor sebagai langkah awal mereka untuk melangkah lebih jauh. Di sana, mereka bekerja sebagai tukang foto kopi untuk membiayai hidup sehari-hari. Beberapa bulan kemudian, mereka telah capek akan kehidupan metropolitan yang kejam. Untuk mendapat hidup yang layak, Ikal akhirnya mengikuti tes dan pelatihan sebagai tukang sortir di kantor pos selama sebulan. Sebulan kemudian, ia kembali ke kos dan mendapati sebuah surat yang menjelaskan bahwa Arai pergi ke Kalimantan namun tidak meninggalkan alamat.
Kuliah dan menjadi pegawai di kantor pos selalu menjadi rutinitas Ikal dengan setiap hari selalu merindukan sepupu jauhnya, Arai. Saat Ikal lulus IU dengan predikat cumlaude pun ia masih tidak menemukan tanda-tanda akan keberadaan Arai. Usaha selanjutnya setelah ia lulus adalah mencari beasiswa ke Eropa untuk melanjutkan mimpi yang telah dibangun bersama Arai dan Jimbron. Pada saat selesai interview dalam usahanya mendapatkan beasiswa. Beruntung Ikal dapat bertemu dengan Arai di tempat yang sama. Ia beranggapan, jika mengenal Arai, ia akan tahu bahwa Arai akan ke tempat itu dengan tujuan yang sama. Setelah mereka bertemu, beberapa hari kemudian mereka pulang ke Belitong karena sesuai janjinya mereka akan pulang jika sudah mampu lulus sarjana. Di sana mereka bertemu sahabat tercinta, Jimbron. Jimbron akhrinya menikahi Laksmi, gadis pujaan hati Jimbron dan memiliki seorang anak.
Ikal dan Arai setiap hari selalu was-was menunggu surat dari tukang pos. hari itu pun tiba. Mereka telah menerima surat pengumuman hasil tes beasiswa yang mereka kejar dan hasilnya mereka sama-sama lulus dan yang paling tak kalah menggembirakan adalah mereka sama-sama diterima di Universitas yang sama, yaitu Universite de Paris , Sorbonne, Prancis.

Tidak ada komentar: