Rabu, 10 Januari 2018

Landasan sosiologis dan antropologis pendidikan

A. Individu, masyarakat, dan kebudayaan
Individu adalah manusia perseorangan sebagai kesatuan yang tak dapat di bagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bisa bersifat unik, serta bebas mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri atau otonom.
Selo Sumardjan mendefinisikan masyarakat sebagai orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Manusia hidup bermasyarakat dan menghasilkan kebudayaan yaitu keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Anatar individu, masyarakat, dan kebudayaanya tak dapat dipisahkan. Hal ini sebagaimana dimaklumi bahwa setiap individu hidup bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyarakat itu sendiri terbentuk dari individu-individu. Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi individu, sebaliknya masyarakat dan kebudayaan di pengaruhi pula oleh individu-individu yang membangunnya.
B. Pendidikan: Sosialisasi dan Enkulturasi
Sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sedangkan enkulturasi suatu proses dimna individu belajar berfikir, bertindakd dan merasa yang mencerminkan kebudayaan mayarakat.
C.  Pendidikan Sebagai Pranata sosial
Pranata sosial adalah suatu sistem peran dan norma sosial yang saling berhubungan dan terorganisir disekitar pemenuhan kebutuhan atau fungsi sosial yang penting (Sudarja Adiwikarta,1988).
D. Pendidikan Informal, Formal, dan Nonformal
1. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
2. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
3. Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
E. Pendidikan, Masyarakat, dan Kebudayaan
Terdapat hubungan timbale balik antara pendidikan dengan masyarakat dengan kebudayaan.dalam hubungan dengan keadaan serta harapan masyarakatnya, masyarakat dan kebudayaan pranata memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Fungsi konservasi
2. Fungsi inovasi/kreasi/trnasformasi
F. Pola-pola Kegiatan Sosial pendidikan
Dalam kegiatan pendidikan, jenis pola kegiatan social pendidikan yang di harapkan terjadi adalah jenis pola transaksional. Adapun dalam kegiatan social pendidikan pola  trasaksional tersebut diharapkan tercipta pola dasar hubungan trnasaksional jenis yang ke empat yaitu I’am OK-You are OK, artinya bahwa guru mau melaksanakan pendidikan dan siswa pun mau malaksanakan pendidikan.
G. Pola sikap guru kepada siswa dan implikasinya terhadap fungsi dan tipe guru
Menurut David Hargreaves (Sudarja Awikarta,1988) mengemukakan tiga pola sikap guru terhadap muridnya serta implikasinya terhadap fungsi dan tipe atau kategori guru
Pola pertama : Guru berasumsi bahwa para muridnya belum menguasai kebudayaan, sedangkan pendidikan diartikan sebagai enkulturasi (kebudayaan)
Pola kedua : Guru berasumsi bahwa paa muridnya mempunyai dorongan untuk belajar yang harus menghadapi materi pengajaran yang baru baginya, cukup berat dan kurang menarik
Pola ketiga : Guru berasumsi bahwa para muridnya mempunyai dorongan untuk belajar, ditambah dengan harapan bahwa murid harus mampu menggali sendiri sumber belajar, dan harus mampu mengimbangi dan berperan dalam kehidupan masyarakat yang teruw menerus berubah, bahkan dengan kecepatan yang semakin meningkat.